Suatu ketika, seorang pemuda sedang dilanda masalah. Begitu peliknya masalah yang menimpa-nya, sampai-sampai ia nampak murung dalam beberapa hari terakhir. Untuk melepas kepenataannya, ia menyempatkan diri untuk "rihlah" ke suatu daerah di pegunungan tak jauh dari kota tempat ia tinggal. Disana ia duduk di tepi sebuah telaga, sambil memandangi ikan-ikan yang ada di dalam kejernihan air. Ia bergumam," alangkah bahagiannya ikan-ikan itu, selalu ceria dalam kejernihan air yang menyegarkan".
Tak jauh dari tempatnya duduk, tampat seorang lelaki tua yang sedang asyik memancing. Ia sesekali memandangi si pemuda yang tampak galau. Lelaki tua itu kemudian mendekat dan bertanya," wahai pemuda, raut mukamu tampak kusut, apakah kamu sedang mendapat masalah.?". Si pemuda memandang wajah lelaki tua tadi, kemudian menjawab,"betul bapak, aku sedang mendapat begitu banyak masalah, pekerjaanku, teman-temanku, keluargaku, ah... pusing jadinya".
Lelaki tua tadi kemudian menuangkan air minum yang ia bawa dalam gelas kecil miliknya, kemudian menuangkan segenggam kopi hitam kedalam gelas tersebut, kemudian ia minta si pemuda tadi mencoba meminumnya, kemudian ia bertanya," apa yang kau rasakan?", jawab si pemuda, " pahit sekali pak tua, apa maksudmu memberiku minuman seperti ini?". Lelaki tua tadi tersenyum, dan kemudian menaburkan segenggam kopi dalam jumlah yang sama ke dalam telaga, kemudian ia menyuruh sipemuda tadi meminum segelas air dari telaga tersebut, kemudian ia bertanya," sekarang apa yang kau rasakan?", jawab si pemuda ," aku tidak merasakan apa-apa".
Lelaki tua itu kemudian menepuk bahu si pemuda dan berkata," anak muda, semua permasalahan hidup kita, ibaratnya hanya segenggam kopi hitam tadi, tidak lebih. Hanya saja ketika wadah yang kita sediakan sempit, maka kita akan merasakan amat pahit. Tapi coba, manakala wadah yang kita sediakan luas, seperti telaga atau samudera bahkan, kita tidak akan merasakan kepahitan itu." Si pemuda sejurus menatap wajah lelaki tua tadi, lalu lelaki tua tadi melanjutkan," Wadah yang aku maksud tadi adalah hati kita Kalau hati kita sempit, maka permasalahan sekecil apapun akan terasa menyesakkan, tapi kalau kita mampu melapangkan hati kita, maka sebesar apapun permasalahan kita akan mampu mengatasinya".
Saudaraku, hidup itu masalah. Masalah yang harus kita selesaikan, sejak kita terlahir, sampai ajal menjemput nyawa kita. Kita tidak akan mungkin menghindari masalah selama kita masih hidup. Kalau hati kita sempit, sekecil apapun masalah akan sangat menyakitkan bagi kita. Tapi kalau kita mampu menyediakan hati seluas samudera, permasalahan-permasalahan yang silih berganti menghampiri kita justru akan semakin memperkaya dan mendewasakan kita.
Wallahu a'lam bishowab
Tak jauh dari tempatnya duduk, tampat seorang lelaki tua yang sedang asyik memancing. Ia sesekali memandangi si pemuda yang tampak galau. Lelaki tua itu kemudian mendekat dan bertanya," wahai pemuda, raut mukamu tampak kusut, apakah kamu sedang mendapat masalah.?". Si pemuda memandang wajah lelaki tua tadi, kemudian menjawab,"betul bapak, aku sedang mendapat begitu banyak masalah, pekerjaanku, teman-temanku, keluargaku, ah... pusing jadinya".
Lelaki tua tadi kemudian menuangkan air minum yang ia bawa dalam gelas kecil miliknya, kemudian menuangkan segenggam kopi hitam kedalam gelas tersebut, kemudian ia minta si pemuda tadi mencoba meminumnya, kemudian ia bertanya," apa yang kau rasakan?", jawab si pemuda, " pahit sekali pak tua, apa maksudmu memberiku minuman seperti ini?". Lelaki tua tadi tersenyum, dan kemudian menaburkan segenggam kopi dalam jumlah yang sama ke dalam telaga, kemudian ia menyuruh sipemuda tadi meminum segelas air dari telaga tersebut, kemudian ia bertanya," sekarang apa yang kau rasakan?", jawab si pemuda ," aku tidak merasakan apa-apa".
Lelaki tua itu kemudian menepuk bahu si pemuda dan berkata," anak muda, semua permasalahan hidup kita, ibaratnya hanya segenggam kopi hitam tadi, tidak lebih. Hanya saja ketika wadah yang kita sediakan sempit, maka kita akan merasakan amat pahit. Tapi coba, manakala wadah yang kita sediakan luas, seperti telaga atau samudera bahkan, kita tidak akan merasakan kepahitan itu." Si pemuda sejurus menatap wajah lelaki tua tadi, lalu lelaki tua tadi melanjutkan," Wadah yang aku maksud tadi adalah hati kita Kalau hati kita sempit, maka permasalahan sekecil apapun akan terasa menyesakkan, tapi kalau kita mampu melapangkan hati kita, maka sebesar apapun permasalahan kita akan mampu mengatasinya".
Saudaraku, hidup itu masalah. Masalah yang harus kita selesaikan, sejak kita terlahir, sampai ajal menjemput nyawa kita. Kita tidak akan mungkin menghindari masalah selama kita masih hidup. Kalau hati kita sempit, sekecil apapun masalah akan sangat menyakitkan bagi kita. Tapi kalau kita mampu menyediakan hati seluas samudera, permasalahan-permasalahan yang silih berganti menghampiri kita justru akan semakin memperkaya dan mendewasakan kita.
Wallahu a'lam bishowab
Komentar
Posting Komentar