Ahmad Setiadi

Subhanallah, tanpa terasa aktu bergulir begitu cepat. Serasa baru kemarin kita merasakan sejuknya semilir angin Ramadhan membelai kita, dengan segala warna-arninya. ternyata hari ini kita sudah hampi memasuki etape terakhir. kalau dalam quiz di televisi mungkin babak jackpot, berat, tapi bonusnya besar. Yah, pada 10 hari terakhir ini Allah SWT menyimpan sebuah misteri, yang siapapun jika menemukannya akan memperoleh keberuntungan yang luar biasa. Lailatul Qadr, sebuah bonus tersembunyi yang dipersiapkan Allah SWT khusus bagi ummat Muhammad SAW yang berpuasa di bulan Ramadhan. Hanya saja, pada etape terakhir ini, karena adanya beberapa riwayat yang menyebutkan bahwa lailatul-qadr akan turun pada malam-malam ganjil, akhirnya menjadi masalah. masalah tersebut diantaranya: 1. Perbedaan penetapan awal ramadhan perbedaan ini menjadi sebuah agenda klasik yang mengharu-biru kehidupan ummat islam di Indonesia. Malam ganjil bagi sebagian ummat islam adalah malam genap bagi sebagian yang lai

Bulan ini, para guru yang sudah bersertifikasi resah - galau, karena beredarnya informasi akan diadakannnya ujian ulang bagi mereka. Uji Kompetensi Guru, sebuah ujian yang dirancang untuk mengukur sejauh mana kompetensi guru dari berbagai sisi. Kompetensi sosial, profesional, pedagogik (?), atau yang lain lagi, entah. Sebenarnya, kegalauan seperti ini sudah pernah dirasakan, dulu ketika masih menjadi siswa. Bahkan, para guru terbiasa memberi motivasi siswa agar tidak galau menghadapi ujian, termasuk UN. Tapi mengapa ya, jelang pelaksanaan UKG - penyakit galau kembali datang. Apa karena ini berkaitan dengan status sertifikasi, yang juga linier dengan tunjangan profesi itu yaa. Mungkin juga begitu. Apalagi, tunjangan tahun ini belum turun sama sekali, padahal - itu sangat-sangat diharapkan, termasuk saya. Apalagi jelang lebaran, harga kedelai naik, tahu-tempe juga naik, apalagi yang laen, haduuuuh. Ah, kok jadi curhat gini ya.... Mmmm, sudah ah. Gak perlu galau menghadapi UKG. Pers

Bismillahirrahmaanirrahiimm... tergerak juga jemariku untuk menari di atas keyboard... Tanpa terasa, waktu terus bergulir. Dan alhamdulillah, seiring berputarnya roda waktu, sampai hari ini Allah SWT masih memberiku kesempatan. Bahkan kesempatan yang diberikan pun, seolah-olah tanpa batas, tapa syarat dan bebas sebebas-bebasnya. Sedemikian bebas kita memanfaatkan kesempatan tersebut, sehingga sering kali kita terlena akan konsekuensi dari semua kebebasan yang diberikan kepada kita. Teringat ketika 11 tahun yang lalu, tahun dimana terjadi peristiwa hijrah (kalau boleh dikatakan demikian), dimana aku benar-benar ber azzam untuk meninggalkan dunia sempat membuai masa mudaku. Saat itu aku sadar, bersyukur bahwa Allah SWT memberiku kesempatan, dan Ia pertemukan aku dengan komunitas para pejuang. Sampai kemudian, 10 tahun berselang, aku kembali bersyukur... Setelah aku sia-siakan kesempatan itu, Allah tetap masih memberiku kesempatan kedua, atau bahkan ketiga, keempat... atau bahkan